Siapa sangka, dari berjualan nasi uduk di Medan, seseorang bisa membangun kerajaan bisnis raksasa dan peduli pada masa depan bangsa? Kisah inspiratif ini datang dari Jerry Hermawan Lo, Ketua Dewan Penasehat JHL Merah Putih Kasih, atau yang lebih dikenal dengan JHL Foundation.
Baru-baru ini, JHL Foundation melalui JHL Merah Putih, memberikan **Beasiswa Pertanian Unhas JHL** kepada 100 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas). Acara ini tak hanya jadi momen penyerahan beasiswa, tapi juga ajang berbagi ilmu dan motivasi yang sayang dilewatkan!
Mengukir Masa Depan Pertanian: Beasiswa JHL untuk Mahasiswa Unhas
Pada Selasa, 28 Oktober 2025, di Gedung Rektorat Unhas, suasana penuh semangat menyelimuti acara bersejarah ini. Ada penandatanganan MoU antara JHL Foundation dan Unhas, serta kesepakatan kerja sama dengan Fakultas Pertanian yang akan membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Tentunya, ini kabar baik untuk masa depan pertanian Indonesia, ya kan?
Dalam kuliah umumnya, Jerry Hermawan Lo memukau Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, beserta seluruh civitas akademika. Ia membagikan filosofi hidupnya yang dinamakan Panca Krida: Kesempatan, Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Loyalitas. Prinsip-prinsip ini, katanya, adalah kunci sukses sejati.
Menurut Jerry, keberhasilan dan kekayaan tidak datang karena keberuntungan semata. Namun, dari kerja keras yang tiada henti hingga mencapai tujuan yang tuntas. Kadang kita lupa bahwa proses adalah bagian terpenting dari hasil, setuju?
Perjalanan Inspiratif Jerry Hermawan Lo: Dari Penjual Nasi Uduk Hingga Raja Bisnis
Siapa sangka, pria yang kini memiliki gurita bisnis ini dulunya memiliki masa kecil yang penuh perjuangan di Medan? Jerry kecil membantu ibunya berjualan nasi uduk dan kue setiap pagi. Ia bahkan kerap beristirahat di bawah pohon rindang, membayangkan bisa memiliki rumah megah yang ia lihat dari kejauhan. Keinginan inilah yang memupuk tekadnya.
Anak ke-4 dari 14 bersaudara ini akhirnya memutuskan untuk merantau ke Jakarta pada tahun 1972. Berbekal tiket kapal laut Tampomas, ia memulai perjalanan hidup baru. Tiga dekade jatuh bangun, berkat ketekunan dan penerapan Panca Krida, Jerry Hermawan Lo berhasil membangun JHL Group.
JHL Group kini menggurita di berbagai sektor, mulai dari perhotelan, otomotif, pertambangan, media, hingga agrobisnis. Bahkan, ia juga pemilik klub olahraga Dewa United! Hebatnya, di sektor pertanian, ia mendirikan PT Dewa Agricoco Indonesia dengan target produksi kelapa hingga 3 juta butir per hari. Ini menunjukkan keseriusannya di bidang pangan!
Visi Besar untuk Lumbung Pangan Dunia: Mengapa Pertanian Penting?
Salah satu poin penting dalam kuliah umum Jerry adalah visinya untuk Indonesia. Ia yakin, lima tahun ke depan, Indonesia tak hanya akan swasembada pangan, tapi juga menjadi eksportir pangan dunia. "Kita akan menjadi lumbung pangan dunia," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Visi ini didasari pemahaman bahwa kunci kemakmuran bangsa ada pada pengelolaan sumber daya alam sendiri, terutama di bidang pangan. Namun, ada beberapa tantangan besar yang masih kita hadapi:
- Lahan pertanian yang luas belum digarap optimal atau salah kelola.
- Minat anak muda untuk menjadi petani masih rendah.
- Kesejahteraan petani yang masih jauh dari harapan.
Melihat kondisi ini, tidak heran jika JHL Merah Putih sangat peduli. Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan beasiswa ini. "Kisah hidup seorang Jerry Hermawan Lo sungguh sangat inspiratif," ucapnya terharu.
Beasiswa Spesial untuk Mahasiswa Pertanian Unhas, Termasuk dari Rampi
Nah, beasiswa ini bukan sembarang beasiswa! JHL Merah Putih memberikan **Beasiswa Pertanian Unhas JHL** kepada 100 mahasiswa pertanian Unhas. Ini adalah langkah awal dari misi besar Jerry untuk mencetak 1.000 sarjana pertanian yang siap memajukan negeri. Sebuah visi pertanian Indonesia yang patut kita dukung, kan?
Menariknya, dari 100 penerima, 50 mahasiswa berasal dari Rampi, daerah terpencil di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Penyerahan simbolis dilakukan melalui Herman Lasoru, Tokey Tongko Majelis Adat Rampi. Dukungan ini menunjukkan kepedulian hingga ke pelosok negeri.
Anda bisa bayangkan, Rampi adalah daerah dengan akses jalan ekstrem dan fasilitas kesehatan terbatas. Hanya ada satu Puskesmas di Desa Sulaku, tiga Pustu, dan dua Poskesdes. Bantuan pendidikan seperti ini tentu sangat berarti bagi masa depan generasi muda di sana. Semoga para penerima beasiswa ini bisa menjadi pionir kemajuan pertanian di daerahnya!
