Kepergian Timothy Anugerah, seorang mahasiswa Universitas Udayana, meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak pihak. Namun, di balik awan mendung kesedihan, ada sebuah kisah yang begitu menyentuh hati dan inspiratif.
Ibunda Timothy, Sharon, menunjukkan kekuatan luar biasa. Beliau memilih jalan damai, bukannya dendam, ia memaafkan perundung putranya. Bayangkan, sebuah keputusan yang mungkin sulit dimengerti, namun penuh makna.
Kehilangan yang Menyakitkan, Hati yang Memaafkan
Bukan hal mudah menghadapi kenyataan pahit kehilangan anak. Apalagi jika kepergian tersebut diduga kuat akibat perundungan yang terus-menerus. Kondisi memilukan inilah yang dialami oleh Sharon, ibunda mendiang Timothy Anugerah.
Namun, alih-alih larut dalam kemarahan atau dendam, Sharon memilih jalan yang mungkin sulit dimengerti banyak orang. Dengan ketulusan hati, ia justru mendoakan dan memaafkan mereka yang telah menyakiti putranya.
Bukan Dendam, Melainkan Doa dan Harapan Tulus
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Denny Sumargo, Sharon mengungkapkan isi hatinya yang begitu luas. Beliau tidak ingin para perundung Timothy mendapatkan balasan setimpal atas perbuatan mereka.
Justru sebaliknya, Sharon berharap mereka bisa berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik. “Yang tante ingin lihat adalah mereka jadi orang benar, membantu orang lain, dan hidup dalam hikmat Tuhan,” tutur Sharon.
Bahkan, ada ucapan Sharon yang membuat hati siapa pun luluh. Ia menganggap para perundung itu sebagai “anak barunya”. “Saya akan punya 11 anak baru,” katanya. Sebuah kalimat yang menunjukkan betapa besar cinta dan pengampunan seorang ibu.
Tragedi di Balik Senyuman Timothy Anugerah
Sebelum kisah memaafkan ini mencuat, jagad maya dihebohkan oleh berita duka Timothy Anugerah. Mahasiswa Universitas Udayana ini diduga mengakhiri hidupnya karena tak tahan lagi dengan perundungan yang dialaminya.
Timothy ditemukan setelah melompat dari lantai 4 gedung FISIP Unud, Denpasar, pada Rabu (15/10/2025). Peristiwa tragis ini sontak menjadi sorotan, memicu keprihatinan mendalam tentang isu perundungan di lingkungan pendidikan.
Kabar ini semakin memilukan setelah beredar tangkapan layar percakapan grup WhatsApp. Di sana, beberapa mahasiswa menunjukkan perilaku tidak empati, bahkan mengolok-olok kematian Timothy. Sungguh tindakan yang tak pantas dan menyayat hati.
Sebuah Pelajaran Berharga untuk Kita Semua
Kisah Ibu Timothy Anugerah memaafkan perundung putranya ini adalah cerminan kekuatan hati seorang ibu yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang memaafkan, tetapi juga tentang pentingnya empati dan kasih sayang.
Mari kita jadikan ini sebagai kisah inspiratif untuk selalu menebar kebaikan dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Tragedi Timothy juga mengingatkan kita semua akan bahaya perundungan dan perlunya kesadaran akan kesehatan mental.
Penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, terutama di lembaga pendidikan. Setiap individu berhak merasa dihargai dan aman dari segala bentuk kekerasan. Bagaimana menurut Anda, seberapa besar kekuatan maaf seorang ibu?
