Keracunan MBG: Forum RCCE Desak Evaluasi & Perbaikan Total

Keracunan MBG: Forum RCCE Desak Evaluasi & Perbaikan Total

Bayangkan, sebuah program yang tujuannya sangat mulia, yaitu memberikan asupan gizi terbaik untuk anak-anak, justru menimbulkan masalah serius. Ya, ini yang terjadi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah.

Data terbaru menunjukkan adanya ribuan kasus keracunan yang menimpa anak-anak penerima manfaat. Kondisi ini tentu memicu keprihatinan banyak pihak, termasuk Forum Risk Communication and Community Engagement (RCCE).

Mengkhawatirkan! Lebih dari 9.000 Anak Keracunan Akibat Program MBG

Waduh, kok bisa ya program sebaik MBG malah bikin anak-anak kita sakit? Data dari BPOM memang menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan.

Tercatat ada 9.089 kasus keracunan di 83 kabupaten/kota di 28 provinsi. Bayangkan saja, anak-anak yang seharusnya jadi lebih sehat dan ceria, justru jatuh sakit, bahkan berisiko kehilangan nyawa.

Ini jelas jadi lampu merah yang harus segera ditanggapi serius oleh semua pihak terkait.

Forum RCCE Turun Tangan: Mendesak Evaluasi Menyeluruh Badan Gizi Nasional

Melihat situasi ini, Forum RCCE tidak tinggal diam. Mereka langsung mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera melakukan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis secara menyeluruh.

Bukan cuma evaluasi, tapi juga perbaikan total agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Desakan ini disampaikan dalam pertemuan diskusi penting bersama Kementerian Kesehatan, BGN, BPOM, serta berbagai organisasi masyarakat sipil seperti CISDI, GKIA, JPPI, dan Pandemic Talks.

Forum RCCE pun menyatakan sepakat dengan rekomendasi yang sebelumnya telah disampaikan oleh Pokja MBG–CISDI, GKIA, dan JPPI kepada Komisi IX DPR. Ada tujuh langkah mendesak yang perlu segera diambil pemerintah.

7 Langkah Mendesak untuk Perbaikan Program Makan Bergizi Gratis

Lalu, apa saja sih langkah konkret yang diusulkan oleh Forum RCCE untuk memperbaiki program MBG ini? Yuk, kita bedah satu per satu:

  1. Libatkan Partisipasi Warga: Ini penting banget! Anak, orang tua, guru, dan masyarakat sipil harus dilibatkan secara bermakna dari perencanaan hingga evaluasi MBG. Plus, adakan dialog rutin pemerintah–warga–media setiap bulan.
  2. Perbaiki Komunikasi Publik: Komunikasi harus berbasis risiko dan empati, menunjuk juru bicara resmi, dan membuat protokol komunikasi publik seperti saat pandemi COVID-19. Agar informasi jelas dan tidak simpang siur.
  3. Bangun Kanal Pengaduan Terbuka: Harus mudah diakses, akuntabel, dan melindungi pelapor. Jadi, kalau ada masalah, masyarakat tahu harus melapor ke mana dan merasa aman.
  4. Susun Protokol Kedaruratan Insiden Keracunan: Setiap kasus keracunan harus tertangani cepat dan terstandar. Protokol ini penting untuk menyelamatkan nyawa anak-anak.
  5. Buka Data Pelaksanaan MBG untuk Publik: Transparansi itu kunci! Daftar penerima manfaat, dapur sekolah bersertifikat higienis, serta data kasus dan anggaran harus dibuka untuk transparansi program gizi nasional yang akuntabel.
  6. Gunakan Hasil Riset Berbasis Bukti: Untuk perbaikan tata kelola dan kebijakan, pemerintah harus menggunakan hasil riset dari lembaga independen yang terpercaya.
  7. Lakukan Edukasi Higienitas dan Gizi Berbasis Komunitas: Warga, guru, dan pengelola dapur harus mampu mendeteksi dini makanan tidak layak konsumsi. Ini krusial untuk meningkatkan kesehatan anak secara berkelanjutan.

Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Transparansi dan Empati

Seperti yang ditegaskan oleh dr. Basra Amru, perwakilan Forum RCCE, “Transparansi, komunikasi empatik, dan partisipasi warga adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap program MBG.”

Kasus keracunan ini harus menjadi pelajaran berharga. BGN dan seluruh pihak terkait diharapkan segera bertindak cepat untuk melakukan evaluasi Program Makan Bergizi Gratis dan implementasi perbaikan ini. Demi masa depan gizi anak-anak Indonesia yang lebih aman dan sehat!